Proses Pengalengan Tuna pada Pabrik Tuna Kaleng
Pabrik tuna kaleng saat ini mulai
banyak ditemukan. Hal ini tentu sebanding dengan semakin tingginya permintaan
masyarakat terhadap ikan tuna khususnya ikan tuna kaleng. Ikan tuna adalah
salah satu hasil tangkapan laut yang masuk dalam kategori melimpah di
Indonesia. Bahkan ikan tuna memiliki kekuatan dan peran yang sangat penting
dalam pertumbuhan perekonomian serta omset atau pendapatan bagi para nelayan
nusantara.
Ikan tuna tak hanya
dikonsumsi oleh masyarakat pribumi saja. Nilai jual ikan tuna sudah malang
melintang di seluruh penjuru dunia. Nilai ekspor ikan tuna mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Hal ini tentu membuat perkembangan pendapatan
nelayan dan para produsen ikan tuna kaleng memperoleh penghasilan yang cukup
melimpah.
Proses
pengalengan tuna pada pabrik tuna kaleng
Selain ikan tuna
segar, masyarakat juga mengkonsumsi ikan tuna kaleng. Konsumen ikan tuna
semakin meningkat karena semakin banyak yang menyadari bahwa ikan merupakan
sumber nutrisi yang sangat baik bagi kesehatan dan pertumbuhan. Terlebih ikan
tuna yang mengandung berbagai nutrisi seperti protein, DHA, vitamin B, asam
lemak omega 3, selenium dan masih banyak lagi.
Pabrik tuna kaleng harus mengemas tuna
ke dalam kaleng sesuai dengan prosedur dan Standar Nasional Indonesia untuk
menjamin keamanan dan kualitas tuna yang terdapat di dalam kemasan tersebut.
Berikut adalah prosedur pengemasan tuna kaleng:
- Proses
penerimaan bahan baku
Sebuah pabrik tuna
kelangan memeroleh ikan tuna dari para nelayan. Pihak perusahaan tentu akan
sangat selektif dalam memilih ikan tuna. Ikan tuna yang dipergunakan adalah
tuna yang memiliki kualitas baik dan memenuhi standar. Tentu saja pabrik ingin
memberikan produk ikan tuna kaleng dengan mutu yang tak mengecewakan pelanggan.
Ikan tuna yang tak memenuhi standar pastilah akan ditolak.
Setelah memperoleh
bahan baku yakni ikan tuna segar, pihak pabrik akan segera melakukan proses
pembersihan ikan dengan mencucinya memakai air mengalir bersuhu 5 derajat
celcius. Selanjutnya, pabrik tuna kaleng akan melakukan proses
penyimpanan dengan mengondisikan ikan tuna dalam keadaan beku bersuhu -25
derajat celcius untuk menjaga kesegaran dan kualitas saat dilakukan prosedur
selanjutnya.
- Tahapan
persiapan
Setelah proses
penerimaan bahan baku tahapan selanjutnya adalah proses persiapan. Jika ikan
tuna masih dalam kondisi beku, maka akan dilakukan pelelehan atau thawing. Proses thawing ini dilakukan dengan air mengalir dengan suhu 10 sampai 15
derajat celcius. Pada tahap ini, apabila ikan tuna masih utuh akan dilakukan
proses pemotongan sirip, kepala dan pengeluaran isi perut. Kemudian dilakukan
pemotongan badan ikan dengan ukuran yang telah disesuaikan dengan mesin.
- Pre-cooking
Selanjutnya, tahapan
setelah persiapan hingga pemotongan yang dilakukan adalah pembuatan tuna kaleng yang diawali dengan tahapan
pre-cooking. Potongan ikan tuna tersebut dimasukkan ke dalam alat pemasak yang
menggunakan uap panas atau proses steaming. Proses ini mampu meminimalisir
kadar air hingga 17,5% pada daging ikan. Pada umumnya, suhu pemasakan yang
digunakan adalah 100 hingga 105 derajat celcius dengan kurun waktu 1 sampai 4
jam.
- Proses penurunan
suhu
Ikan tuna yang telah
melalui proses penguapan tersebut kemudian dilakukan tahapan penurunan suhu.
Ikan dikeluarkan dari mesin hinga dapat diolah ke tahapan selanjutnya atau suhu
kisarannya 30 derajat celcius. Waktu maksimal penurunan suhu ini adalah 6 jam.
- Pembersihan
daging tuna
Tibalah pada proses
pembersihan daging ikan tuna. Pada tahapan ini, beberapa bagian tubuh tuna yang
dibersihkan antara lain kulit, sisik, tulang serta daging merah. Proses ini
dilakukan dengan pisau tajam. Dengan begitu, tuna kaleng yang sampai kepada
konsumen benar-benar siap santap. Terlebih tuna yang dipersiapkan benar-benar
aman untuk dikonsumsi karena terbebas dari duri atau tulang lainnya.
- Proses
pemotongan
Tahapan pengolahan tuna kaleng yang selanjutnya setelah
proses pembersihan daging tuna adalah pemotongan. Daging putih ikan tuna yang
telah terbebas dari kulit, daging merah dan tulang kemudian dipotong-potong
sesuai ukuran kaleng kemasan pabrik tersebut. Pada tahap ini, pihak perusahaan
akan melakukan sortasi pada daging tuna yang mengalami kerusakan atau cacat.
- Pengisian daging
ke dalam kaleng
Setelah dilakukan
pemotongan, segera lakukan pengisian daging putih tuna ke dalam kaleng dengan
cepat. Daging tuna putih tidak baik dibiarkan di dalam suhu ruang terlalu lama.
Proses penataan daging ikan tuna ke dalam kaleng dengan penyesuaian tipe produk
yang dikemas. Beberapa produk ikan tuna antara lain flake, standard, grated,
slid, dan chunk.
- Penambahan
medium
Tahapan selanjutnya
setelah mengisikan daging tuna ke dalam kaleng adalah penambahan medium. Medium
yang ditambahkan haruslah bersuhu 70 sampai 80 derajat celcius. Proses ini
dilakukan sesaat sebelum kaleng tuna ditutup. Batasan pengisian medium adalah 6
sampai 10% dari tinggi kaleng.
- Penutupan kaleng
Barulah sampai pada
tahapan penutupan pengalengan ikan tuna.
Proses penutupan kaleng ini pada umumnya menggunakan sistem double seaming dan dilakukan pemeriksaan
secara teratur dan periodik.
- Proses
sterilisasi
Kemudian dilanjutkan
dengan proses sterilisasi dalam retort. Nilai Fo pada proses ini sesuai dengan
jenis serta ukuran kaleng. Akan ada pihak yang melakukan pencatatan proses
sterilisasi secara periodik.
- Pencucian dan
penurunan suhu
Untuk tahapan
penurunan suhu serta pencucian kaleng supaya bersih dan terjaga higienisnya
dilakukan dengan air yang mengandung residu klor 2 ppm. Proses ini dilakukan
dalam restricted area yang
terlindung.
- Pengecekan
kualitas kaleng
Terakhir, proses yang
dilakukan adalah pemeraman. Proses ini dilakukan untuk mengecek kualitas kaleng
dan mengetahui kaleng yang mengalami kebocoran. Tahapan ini dilakukan dengan
meletakkan kaleng dalam posisi terbalik dalam suhu kamar atau ruang. Pemeraman
dilakukan selama 7 hari dan setelahnya tuna kaleng siap didistribusikan.
Sebuah pabrik tuna
kaleng harusnya tidak sembarangan dalam melakukan proses pengalengan ikan
tuna. Terlebih ikan tuna merupakan salah satu hasil tangkapan laut yang
melimpah di Indonesia. Beberapa langkah atau prosedur pengalengan berstandar
nasional di atas tentu harus terpenuhi. Dengan demikian, tuna kaleng yang
sampai ke tangan konsumen benr-benar aman dan higienis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar